Aksi Jilid Dua, HMI Sekawasan UINSU: “Ayah Kami Susah Cari Makan Prof”

Medan, ISN |HMI sekawasan UINSU mengaktualisasikan demontrasi jilid dua di depan gedung pusat administrasi UINSU, aksi ini untuk meminta rektor UINSU Prof. Dr. H. Syahrin Harahap, M.A agar menurunkan UKT Mahasiswa UINSU sebanyak 50 persen. Demo ini dilaksanakan pada Kamis siang, 26 Agustus 2021.

Aksi ini juga dihadiri mahasiswi tangguh. Salah satunya Debby, Ketua KOHATI HMI FSH UINSU menyampaikan orasinya “bahwa saya berada dibarisan aksi atas dukungan ayah saya untuk menyampaikan segala aspirasi, untuk mengkritisi pemerintah, ya itula memang tugas mahasiswa. Untuk bapak Rektor yang terhormat supaya mengindahkan apa yang menjadi tuntutan kita bersama yaitu menurunkan UKT sebesar 50 persen dengan beberapa alasan yang mendukung akan hal itu, yang pertama bahwa memang kita sudah beberapa semester tidak memakai fasilitas kampus dan kegiatan belajar mengajar, kedua banyak orang tua yang ekonominya menurun akibat dari covid 19, dan banyak alasan-alasan lainnya.

Jadi harapan mahasiswa UIN-SU agar bapak Rektor yang terhormat harus sedikit lebih perduli dan memperhatikan para mahasiswanya karna jangan sampai ada lagi yang putus kuliah karena tidak dapat membayar UKT! Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Miskin Kota!., Paparnya.”

Di tengah-tengah unjuk rasa, kabid PTKP HMI Fakultas Syari’ah dan Hukum UINSU Solihin mengutarakan kepada masa aksi “untuk terus kuat dan istiqomah dalam melakukan aksi ini sampai akhirnya demo kali ini berhasil yakni turunnya UKT mahasiswa UINSU sebanyak 50 persen.”Kami tetap semangat untuk demonstrasi kali ini dan selanjutnya, teriak masa aksi.

Aksi jilid dua ini dimainkan dengan sebab masih belum terpenuhi tuntutan para peserta demo yakni penurunan UKT mahasiswa UINSU sebanyak 50 persen. Pendemo masih tetap memakai masker saat menggelar unjuk rasa, ujarnya.

Dalam penyampaian orasi yang membara disampaikan Karis selaku Kabid PTKP Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UINSU mengatakan “Dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke 4 dijelaskan bahwa salah satu tujuan negara indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahwa sejatinya Pendidikan merupakan alat penyadaran massal, Pendidikan adalah alat perjuangan untuk merebut takdir sebagai bangsa bermartabat, maka jika pendidikan kita terus dikapitalisasi, dikomersialisasi, akan jadi apa bangsa ini.”

“Kami akan melakukan aksi berjilid selanjutnya dan tidak akan berhenti melakukan demonstrasi ini, sebelum UKT diturunkan 50 persen. itulah penegasan dari peserta demo,”tegasnya.

[Red]