Proyek SMPN di Kabupaten Labuhanbatu Mangkrak, KPK RI Diminta Lakukan penyelidikan
LABUHANBATU, (ISN) – Kabar duka Labuhanbatu, sejumlah pembangunan ruang Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN 5) Satu Atap (SATAP) Panai Hilir ditemukan mangkrak. Warga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) turun melakukan penyelidikan.
Proyek mangkrak tersebut terletak di Dusun VI Sungai Kaluang, Desa Sei Baru, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara.
Dikabarkan, bangunan itu sudah berusia satu tahun lamanya berdasarkan tanda yang dipajang di plang pekerjaannya sejak dimulai Bulan Juli Tahun 2021 sampai November tahun tersebut.
Bukan main, dana yang dikucurkan bernilai Milyaran Rupiah, yakni, bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021 lewat Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu,
Dilokasi, sejumlah material bangunan terpantau berserakan, warga setempat pun menaruh rasa kecewa.
Lantai ruang bangunan juga terlihat ditumbuhi semak rumput dan pohon. Keadaan tersebut, melahirkan sebuah pemandangan yang tak elok bagi warga,
“Sangat kecewa Bang, proyek pekerjaan ruang kelas itu mangkrak, sangat tak elok dipandang mata. Kami minta KPK RI turun melakukan penyelidikan,” tutur warga setempat
“Abang lihat sendiri, lantai ruang bangunan nya ditumbuhi semak rumput dan pohon. Tentu, saya kira mesti ada yang bertanggungjawab,” imbuhnya.
Kendati tersebut, belum diketahui secara pasti penyebab bangunan itu mangkrak, namun, menurut warga, pada waktu pekerjaan nya, kondisi medan kerap diguyur hujan hingga mengalami kesulitan memasok Material,
“Yang saya ketahui waktu pekerjaan nya kondisi alam memang hampir setiap hari hujan, sepertinya pihak perusahaan kesulitan mengangkut material, ya, itulah yang saya ketahui,” pungkas nya mengakhiri.
Menanggapi hal itu, Plt. Kadis Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu, Asrol Aziz Lubis, S.E, M.A.P menjelaskan pekerjaan yang dimaksud sedang dalam proses audit BPK,
“Nunggu Audit BPK tu Bud,” ungkap nya singkat.
Selain itu, Asrol juga membeberkan pihak nya telah memutus kontrak.
“Putus kontrak Bud,” imbuh nya.
Ditanya soal seberapa banyak uang yang telah dibayarkan kepada pihak perusahaan. Asrol menjawab terkesan sedikit kurang mengetahui,
“Seperti nya belum ada Bud, kalau pun ada mungkin DP 30%, makanya kita tunggu audit BPK dalam waktu dekat mereka turun,” pungkas nya, via WhatsApp, Senin, (31/01/22).
Terpisah, Burhanuddin Harahap, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Labuhanbatu berjanji akan menindaklanjuti kabar mangkrak nya proyek tersebut. Burhanuddin menyebut akan segera mempertanyakan hal itu dalam rapat kerja bersama Pemerintah,
“Itu jadi salah satu agenda kami untuk mempertanyakan. Kamis depan kami akan rapat dengan Pemerintah. Jadi nanti saya kabari Dinda,” cetus nya singkat, Kamis, (14/07/22).
Sebagai informasi, diduga, nama perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut adalah CV. MUDOHA REZEKY ANANDA dan CV. PERDANA.
CV. MUDOHA REZEKY ANANDA diketahui mengerjakan dua paket judul, yaitu, Pembangunan Ruang Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) serta Pembangunan Ruang Tata Usaha berkisar senilai Rp. 808juta, (Delapan Ratus Delapan Juta Rupiah).
Sedangkan untuk CV. PERDANA disebutkan mengerjakan judul paket Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer dengan anggaran senilai Rp. 466.000.000, (Empat Ratus Enam Puluh Enam Juta).
Untuk dapat diperhatikan, anggaran dan judul salah satu paket belum terkonfirmasi awak media ini. Yakni, Pembangunan Ruang Perpustakaan. Demikian dikabarkan.
*Penulis: Budi Saragih