Nelayan: Di Kecamatan Panai Hilir, Pedagang BBM Solar Bukan Mafia, Tapi Kebutuhan Warga Tuk Cari Nafkah

LABUHANBATU, (ISN) – Hiruk pikuk pemberitaan disalah satu media online yang menulis tentang narasi bahwa pedagang BBM jenis solar disebut mafia ditentang masyarakat nelayan Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Senin, (4/12/23).

 

Pasalnya, narasi yang dituliskan disalah satu Media online berjudul “Tangkap !! Penjarakan, Mafia BBM Subsidi Di Desa Sei Sanggul Sei Berombang” terlalu berlebihan yang dinilai tendensius tidak sesuai fakta dilapangan.

 

Masyarakat menyesalkan, narasi yang dibangun di media tersebut dianggap telah mengesampingkan nilai objektivitas berdasarkan hasil penelitian informasi,

 

“Saya sangat kecewa narasi di Media itu bang. Narasi nya menulis bahwa Pedagang BBM solar di Kecamatan Panai Hilir disebutnya Mafia. Padahal, pedagang BBM solar di Kecamatan Panai Hilir bukan Mafia melainkan mereka benar benar pedagang yang BBM nya disalurkan untuk kebutuhan nelayan,” ungkap Manap Lubis warga nelayan setempat.

 

Manap menyebut, BBM jenis solar yang dijual pedagang di Kecamatan Panai Hilir bukan jenis Bio Solar,

 

“BBM yang dijual pedagang di Kecamatan Panai Hilir bukan Bio Solar, bukan dikepul dari SPBU. BBM yang dijual pedagang adalah jenis Konden,” sebutnya.

 

Selain itu, sambung Manap, sumber berita yang dimuat media tersebut melahirkan spekulasi buruk. Identitas sumber berinisial (SN) diangkat di Media itu disebut-sebut juga merupakan salah satu pedagang BBM di Desa Sei Sanggul. Diduga (SN) iri (persaingan dagang).

 

“Aneh bang, nama sumber didalam berita itu kalau gak salah juga pemain minyak. Itukan yang kemarin lokasi pangkalan minyaknya terbakar, anaknya tersangka di Mapolres Labuhanbatu. Ya, ya, ya, mungkin saja ia iri dengan pedagang minyak di Kecamatan Panai Hilir. Astaghfirullah, mana boleh begitu, anak nya yang ditangkap kok dia jadi iri sama pedagang lainnya. Cerita anaknya ditangkap bukan karena ulah pedagang bang, anaknya ditangkap karena ada insiden kebakaran,” cetus Manap.

 

Saat ini, lanjut Manap, nelayan di Kecamatan Panai Hilir sangat membutuhkan BBM jenis solar. Hal itu guna keberlangsungan hidup masyarakat,

 

“Kemana kami mendapatkan BBM bang. SPBU/SPBN tidak ada di Kecamatan Panai Hilir. Kalau tak ada BBM alamatlah mati kelaparan. Jujur, jika kami tidak bisa melaut gegara tak ada BBM kami akan melakukan aksi unjuk rasa besar besaran,” terang Manap.

 

Harapan kami, Pemerintah dan Penegak Hukum dapat berpihak pada kebelangsungan hidup masyarakat,

 

“Atas nama Nelayan Kecamatan Panai Hilir saya berharap kepada Bapak Bupati dan Kapolres Labuhanbatu agar berpihak terhadap keberlangsungan hidup nelayan di Kecamatan Panai Hilir dengan berpikir dan bertindak objektif menyikapi persoalan yang dialami Masyarakat Nelayan Panai Hilir,” tandas Manap Lubis mengakhiri.

 

Penulis: Budi Saragih