Mental Pemuda Muslim Ditengah Pandemi Covid-19

Penulis : Alfiyyah
NIM : 0301172410
Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Stambuk 2017

Tugas Individu KKN-DR 154 UIN Sumatera Utara
Coronavirus yang keberadaaannya sangat menggemparkan sekaligus menakutkan bagi seluruh manusia diberbagai belahan dunia. Tak pandang tua ataupun muda untuk penularan virus ini, semua usia bisa saja terjangkit, gejalanya tergantung dengan ketahanan/kekebalan tubuh masing-masing mulai dari hanya gejala ringan Covid-19 hingga menyebabkan kematian.

 

Berbagai macam edukasi terkait Covid-19 oleh pemerintah ataupun protokol kesehatan telah disajikan secara kompleks pada masyarakat. Namun, angka kenaikan kasus positif Covid-19 disetiap harinya selalu meningkat. Entah kapan masa pandemi ini berlalu, yang jelas kita terus mendoakan yang terbaik untuk bumi Allah ini.

 

Saat ini, kita telah memasuki era New Normal dimana segala aktivitas sehari-hari seperti bekerja diluar rumah telah kembali dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan. Pusat perbelanjaan dan tempat wisata telah dibuka. Namun, di Kota Medan telah mendapat zona merah, akibatnya sarana pendidikan seperti sekolah hingga perguruan tinggi ditutup dan dialihkan dengan pembelajaran daring/online. Sejumlah guru dan siswa dituntut untuk lihai dalam menggunakan gadget sebagai media pembelajaran daring/online.
Pemuda, generasi emas penerus bangsa, begitulah pepatahnya. Namun, ditengah pandemi yang memberlakukan sistem pembelajaran daring ini, tak sedikit pemuda yang merasa bosan, bermalas-malasan tanpa melakukan suatu hal yang bermanfaat. Kurang lebih aktivitasnya hanya makan, tidur dan terlena dengan gadget yang ada ditangan.

 

Pemuda zaman now, mereka kurang berinteraksi hangat dengan orangtuanya dan tak jarang sajian tayangan televisi yang melulu berupa sinetron percintaan, akibatnya banyak pemuda yang merosot akhlak dan morilnya, sungguh ini sangat merusak akhlak pemuda yang jauh dari mental pemuda Muslim yang seharusnya.

 

Pemuda muslim ialah bibit-bibit yang akan meneruskan sebuah peradaban Islam hingga datangnya akhir zaman. Pemuda muslim tidak sepatutnya bermalas-malasan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Pemuda muslim harusnya memiliki mental yang kuat, tegas dan mempunyai pemikiran yang jernih. Sebagai seorang pemuda muslim dimasa pandemi ini jika digali banyak sekali peluang kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang bisa kita lakukan.

 

Contoh berbagai kegiatan pemuda muslim yang bisa dilakukan dimasa pandemic ini seperti membuka les private untuk membantu ibu-ibu rumah tangga yang kesulitan dalam mengajar anaknya dengan sistem pembelajaran daring ini. Berjualan/berbisnis online yang dapat menambah penghasilan untuk membantu perekonomian keluarga. Mendengarkan kajian-kajian Islami via online untuk men-charger keimanan, meningkatkan kualitas dan kuantitas kita dalam beribadah dan juga dimasa pandemi ini kita lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga yang jika orangtuanya bekerja dirumah sedikit-banyaknya bisa kita bantu semampu kita untuk mengurangi beban kerja mereka dan banyak sekali kegiatan-kegiatan bermanfaat yang lainnya.

 

Mental yang kuat bagi pemuda muslim harusnya bisa mengisi berbagai dimensi kehidupan seperti ranah ekonomi dengan berbisnis, ranah pendidikan dengan prestasi, memiliki semangat berdakwah yang tinggi dan berbagai dimensi kehidupan lainnya sesuai dengan keahlian yang dipunya. Dengan meneladani para tokoh pejuang Islam terdahulu yang memiliki semangat menuntut ilmu yang tinggi seperti Ibnu Sina yang telah hafal Alquran di usia 10 tahun yang bahkan kemudian menjadi bapak kedokteran dunia dan semangat jihad fii sabilillah seperti Muhammad al-Fatih yang mampu menaklukkan Konstatinopel di usia 21 tahun.

 

Pemuda muslim takkan menghabiskan waktunya dengan hal yang sia-sia, setiap harinya ialah upaya untuk terus berbenah kearah yang lebih terarah. Pemuda muslim takkan terlena oleh cinta dunia sehingga lupa dengan tugasnya sebagai Hamba Allah. Pemuda muslim harus punya mental yang kuat, tangguh, dan pantang menyerah bukan malah lemah dan tak tentu arah.

 

Pemuda muslim jangan cepat lelah, yuk pemuda muslim hijrah, ayolah!