Kelangkaan Pupuk Bersubsidi, Derita Petani Kota Padang Sidimpuan

SUMUT, ISN – Alangkah menderita nya petani di Padang Sidimpuan dimana untuk hidup saja pun sulit ditambah lagi masa pandemi covid 19 dan kenaikan harga BBM naik begitu juga untuk bertani pun sulit untuk mendapatkan pupuk bersubsidi harus membayar mahal.

Program pemerintah tentang swasembada pangan dengan memberikan pupuk bersubsidi ternyata tidak berjalan optimal karena untuk mendapatkannya harus membeli dengan harga yang sangat mahal, padahal harga pupuk bersubsidi sudah di tetapkan pemerintah (HET) yakni harga eceran tertinggi untuk pupuk urea Rp 2250/ kg, pupuk za Rp 1 700/ kg, sp 36 Rp 2400/ kg, pupuk organik Granul Rp 800/kg, pupuk NPK Rp 2300/kg, pupuk NPK formula khusus Rp 3300/kg, pupuk organik cair Rp 20.000/liter.

Sesuai hasil investigasi dan informasi di lapangan yang ada pada ketua kelompok hanya pupuk urea itupun harganya Rp 150000/ perkarungnya sedangkan jenis pupuk yang lain seperti pupuk NPK Ponska tidak ada kalaupun ada harganya cukup tinggi.

Salah seorang petani yang enggan disebutkan namanya kepada ISN mengatakan saya membeli pupuk bersubsidi urea harus membayar 150.000/perkarungnya sedangkan untuk jenis pupuk yang lain saya tidak sanggup membelinya kalau kami terlambat membelinya kami mencari ke kelompok lain akan tetapi harganya seperti pupuk bersubsidi urea Rp 200.000/perkarungnya tapi karena saya butuh terpaksa saya beli karena sawah nya harus di berikan pupuk kalau tidak saya akan gagal panen.ketika ditanya kenapa harga pupuk bersubsidi urea seperti itu, katanya untuk biaya transportasi pak, tolong lah kami pak,biar Kami bisa bertani dan bisa menyekolahkan anak untuk hidup sehari hari saja sulit, tangkap pelakunya diduga oknum yang memperkaya diri sendiri itu pak, ungkapnya.

Saat hendak konfirmasi wartawan indah suara news dengan Kabid Dinas Pertanian kota Padangsidimpuan selalu tidak ketemu begitu juga melalui telepon selulernya mengatakan selalu diluar kota.

Menurut hasil investigasi dan informasi dilapangan beberapa petani yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan dugaan penggelapan pupuk bersubsidi di lakukan oleh sang Kabid inisial Bustanul Kabid pertanian dan diduga dijual keluar daerah.

Terpisah, salah satu distributor pupuk bersubsidi di Padang Sidimpuan mengatakan Kami hanya menyalurkan sampai ke kios kios yang sudah di tetapkan oleh dinas pertanian jadi kalau kios ke masyarakat itu sudah tidak tanggung jawab kami pak.

Jika ada anggota kami yang meminta biaya tambahan untuk tranportasi kami akan berikan sangsi bahkan akan kami proses secepatnya serta kami akan memecatnya, ungkapnya.

Demikian pula dinas pertanian Padang Sidempuan saat dikonfirmasi langsung dikantornya mengatakan pengawasan pupuk adalah Kabag perekonomian dan perindag serta melibatkan aparat kepolisian.

Lanjut beliau juga mengatakan penggelapan pupuk bersubsidi dugaan pelaku nya disinyalir kios kios pupuk yang bekerja sama dengan distributor serta oknum aparat baju coklat, tandasnya.

[IP/ISN]

Foto: ilustrasi pupuk subsidi untuk petani.