Miskomunikasi, Kepsek SMAN 1 Panai Hilir & Orang Tua Siswi Merajut Berpelukan maaf

LABUHANBATU, (ISN) – Usai viral di media sosial terkait informasi yang memuat narasi gegara tak bayar uang Sumbangan Pembinaan Sekolah (SPP) dan baju olahraga siswi lalu diusir kini terjawab sudah.

 

Pihak Sekolah bersama ibu Rahimah orang tua siswi telah berpelukan hangat diruang Tata Usaha SMAN 1 Panai Hilir,

 

“Alhamdulillah, saya beserta seluruh guru dan TU SMAN 1 Panai Hilir telah berpelukan (Bersimaaf-maafan) dengan ibu Rahimah selaku orang tua siswi kelas X. Semua kejadian itu bermula dari miskomunikasi. Saya sangat bahagia, semuanya baik-baik saja,” ungkap Kepsek SMAN 1Panai Hilir Sri Adhawati, S.Pd.

 

Sebelumnya, telah tersiar berita di media sosial memuat narasi gegara tak bayar uang SPP dan baju olahraga pihak sekolah mengusir seorang siswi kelas X SMAN 1 Panai Hilir. Hal tersebut patut untuk diluruskan agar masyarakat tak salah persepsi,

 

“Kabar itu tidak benar. Kami pihak sekolah tidak ada dan tidak pernah mengusir siswa/i bersekolah. Kami sayang sama mereka semua,” cetus Kepsek yang akrab disapa bu Sri itu.

 

Bermula, kata Kepsek Sri, Kamis, 29 Februari 2024, sekira pukul, 09.30 wib, pihak Sekolah mengundang ibu siswi ke Sekolah dengan maksud mengkonfirmasi apakah uang SPP dan baju olahraga sudah dibayarkan melalui anaknya. Mengingat, kata Sri, pihak sekolah menemukan sejumlah siswa/i didapati tidak menyampaikan uang SPP dan baju olahraga kepada Sekolah padahal uangnya sudah diberikan orang tuanya kepada anaknya,

 

“Adapun maksud kami mengundang Ibu Rahimah selaku orang tua siswi hanya ingin mengkonfirmasi apakah ada memberikan uang SPP dan baju olahraga kepada anaknya. Oleh karenanya kami (red- pihak sekolah) mendapati sejumlah siswa/i tidak membayarkan uang SPP dan baju olahraganya kepada Sekolah padahal uang SPP nya sudah diberikan orang tuanya kepada anaknya, dengan demikian kami hanya ingin mencari kebenaran,” cetus Sri.

 

Namun, urai Sri, saat berdiskusi, terjadi miskomunikasi antara pihak sekolah dan orang tua siswi,

 

“Saat kami tanyakan, orang tua siswi lalu tegang dan di situlah terjadi miskomunikasi. Ya, Alhamdulillah kini kami sudah berpelukan,” imbuh Sri.

 

Sri Adhawati memastikan selama ia masih menjabat Kepsek di SMAN 1 Panai Hilir, pihaknya tidak akan membiarkan siswa/i nya putus sekolah hanya karena masalah ekonomi, Sri berjanji akan memperjuangkan anak didiknya,

 

“Saya berjanji selagi anak-anak mau bersekolah saya akan memperjuangkannya,” tegas Sri Adhawati.

 

Adapun acara berpelukan sembari bersimaaf-maafan itu. Sri Adhawati menerimanya dengan lapang dada, Sri Adhawati tak mempersoalkan narasi di Media Sosial yang terkesan cenderung memojokkan nama Sekolahnya. Akan tetapi, Sri Adhawati berharap masyarakat tidak salah memahami kebenarannya,

 

“Sudahlah, saya tidak mempersoalkan narasi yang kadung viral di media sosial itu. Saya hanya berharap pertemuan ini masyarakat dapat memahami apa sebenarnya yang terjadi,” ujarnya.

 

Sementara itu, Azuan Nasution, Ketua Komite SMAN 1 Panai Hilir membenarkan bahwa terjadi miskomunikasi antara orang tua siswi dan pihak sekolah.

 

Azuan menyebut, maksud dari pihak sekolah mengundang orang tua siswi hanya ingin mengkonfirmasi apakah uang SPP dan baju olahraga sudah diberikan orang tuanya kepada anaknya,

 

Menurut Azuan, sejumlah kasus didapati bahwa siswa/i kedapatan tidak menyerahkan uang SPP dan baju olahraganya kepada Sekolah, padahal uangnya sudah diberikan orang tuanya lewat anaknya,

 

“Hanya ingin menanyakan kepada orang tuanya. Tidak ada yang lain, namun, pada pertemuan diruang Tata Usaha itu terjadi miskomunikasi antara orang tua siswi dan guru,” urai Azuan.

 

Azwan menaruh sedih terkait narasi yang diunggah di media sosial tersebut,

 

Padahal, ungkap Azuan, Ada beberapa siswa/i yang tidak mampu (yatim piatu) uang SPP nya dibiayai uang pribadi Bu Sri Adhawati,

 

“Saya hanya kesal, padahal ada beberapa siswa/i (yatim-piatu) uang SPP nya dibantu secara pribadi oleh ibu Sri Adhawati,” imbuh Azuan.

 

Bukan itu saja, lanjut Azuan, selaku Ketua Komite dirinya mengapresiasi kinerja Kepsek Sri Adhawati. Sejak Sri Adhawati menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Panai Hilir diakuinya banyak perubahan terkait perawatan sekolah. Banyak perubahan baik yang terjadi di SMAN 1 Panai Hilir,

 

“Selaku Ketua Komite saya mengapresiasi kinerja Bu Sri Adhawati. Sejak beliau menjabat Kepala Sekolah, banyak perbaikan dilakukannya,” ujarnya.

 

Semisal kata Azuan, pengadaan Drumband. Hampir dua puluh tahun SMAN 1 Panai Hilir berdiri dan berpuluh Kepala Sekolah keluar masuk baru kali ini ada Drumband milik SMAN 1 Panai Hilir,

 

“Ya, dapat dirasakan bahwa ibu Sri Adhawati peduli terhadap Sekolah. Perbaikan kursi, meja, pembangunan plank dan gerbang Sekolah serta perawatan Musholla menggunakan cat merk Jotun. Alhamdulillah, banyak sekali perubahan, jujur saya kagum dengan sosok bu Sri Adhawati,” pungkas Azuan Nasution Ketua Komite SMAN 1 Panai Hilir.

 

Kini, pihak sekolah dan ibu Rahimah orang tua siswi telah bertemu. Peluk haru penuh kekeluargaan terikat dalam maaf yang disampaikan dengan rasa penyesalan hingga buah hati sang ibu kembali bersekolah. Demikian dikabarkan.

 

Penulis:. Budi Saragih.