Pasar Saranjana Desa Lubuk Cemara: Sajikan Kuliner Banjar Terasa Seperti di Banua Kalimantan
SERGAI, ISN – Pasar Sarapan Jajanan Banjar dan Nusantara (Saranjana), yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Anugrah semakin ramai dikunjungi masyarakat lokal maupun luar daerah.
Pasar ini terletak Kampung Budaya Banjar, tepatnya Dusun I, Desa Lubuk Cemara Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sergai.
Desa Lubuk Cemara dengan didominasi masyarakat suku Banjar dipimpin oleh Kepala Desa, Rahmadsyah.
Terkhusus masyarakat Banjar Kabupaten Serdang Bedagai sekitarnya yang ada di perantauan apabila berkunjung ke Saranjana ini dapat mengobati rasa rindu “Banua Kalimantan” (Banjarmasin, Kalimantan Selatan) dengan sajian makanannya hingga konsep budaya yang ditampilkan seperti penampilan tarian, memakai batik sasirangan hingga bapandir (berbicara) bahasa Banjar.
Diketahui, peresmian pusat kuliner khas Banjar dan Nusantara ini langsung oleh Bupati Sergai H. Darma Wijaya dan Wakil Bupati (Wabup) Sergai H. Adlin Tambunan, Munggu (7/1) bertepatan dengan momentum Hari Jadi Kabupaten Sergai ke-20.
Kemudian Saranjana yang menyajikan kuliner khas Banjar dan Nusantara dengan konsep sarapan pagi ini hanya buka di setiap hari Minggu saja, sekira pukul 08.00 WIB s/d 11.00 WIB.
Adapun jenis menu kuliner yang disajikan makanan khas Banjar diantaranya ayam ampal habang, ampal putih, ampal hirang, apam, mandai, wadik, tapai, kue kasar burit, kue balungan ayam, kue kararaban, lontong sate, lupis, nasi bakar, serta jenis lainnya bahkan tersedia berbagai aneka minuman lainnya.
Selain itu, di pasar ini ada dijual kerajinan tangan masyarakat Banjar hingga batik khas Banjar sasirangan.
Terkait transaksi pembayarannya di Pasar Saranjana dengan koin buluh atau bambu, Pasar Saranjana diareal seluas 3 rantai (1.200 m2) dengan suasana persawahan yang membentang luas, ke depan juga akan disiapkan spot-spot foto bagi pengunjung.
Ketua BUMDes Anugrah Desa Lubuk Cemara, Hairudi, ST kepada wartawan Minggu (21/1/2024) menyampaikan tujuannya diadakan pasar ini, supaya masyarakat paham akan kebersamaan, setelah membangun kebersamaan barulah cerita salary atau keuntungan melalui UMKM kita ini.
“Nah, ketika berjalan UMKM barulah cerita keuntungan, cuma kita tetap harus mengedepankan membangun kebersamaan ini,”ujarnya.
Lanjut Hairudi, karena di Saranjana ini ada sekitar 20 pedagang maka diutamakanlah membangun kekompakan dan kebersamaan terutama merubah mindset sesama dengan cara pelan-pelan, karena tidak bisa instan. Seperti kebersihan dan lapak-lapak ini juga perlahan akan kita benahi.
“Masyarakat pedagang ini diutamakan asli berdomisili warga Desa Lubuk Cemara sesuai KTP dengan mengikuti aturan kita selaku pengurus BUMDes,”katanya.
Cara transaksi jual belinya, jelas Hairudi, dengan cara uang ditukarkan dengan koin berbentuk buluh (bambu) nilai perkoin itu Rp 2000, jadi masyarakat berbelanja akan ada tertera menu dan jumlah koin yang akan dibayarkan disetiap pedagang.
Pemerintah Desa Lubuk Cemara dan Pengurus BUMDes berharap kedepannya terkhusus pengembangannya yang belum berjalan perkara akademisi, artinya bagaimana wisata kuliner ini tetap berlanjut dan jangan hanya cuma pengunjung itu usai makan langsung pulang, untuk itu insya Allah kami akan menyiapkan penginapan dan selanjutnya akan ada pembenahan sarana prasarana seperti pembangunan rumah adat Banjar dan lainnya.
“Kita berharap kepada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai terus mensupport UMKM masyarakat dan Saranjana Desa Lubuk Cemara ini agar berkembang pesat yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar daerah,”pungkas Hairudi ST.
[YUSNAR AL-BANJARI]