Sambangi Keluarga Nelayan Tradisional, Ketua DPC HNSI Labuhanbatu Sampaikan Belasungkawa
LABUHANBATU, (ISN) – Ketua dan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Labuhanbatu bersilaturahmi kerumah duka nelayan tradisional yang mengalami insiden tenggelam diperairan Tanjung Prapat, Kamis, (23/2/23) lalu.
Atas nama DPC HNSI Kabupaten Labuhanbatu, rombongan sampai dikediaman duka, Minggu, (26/2/23), diseputaran Jl. Dusun II Sei Nikmat, Desa Sei Penggantungan, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu.
Ketua HNSI menyampaikan ungkapan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Dimana, salah seorang dari korban meninggal dunia.
“Atas nama keluarga besar DPC HNSI Kabupaten Labuhanbatu, kami segenap pengurus DPC HNSI Kabupaten Labuhanbatu menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besarnya. Kiranya keluarga yang ditinggalkan tabah dan kuat menjalaninya,” ujar Ketua HNSI Parlindungan Saragih.
Disela kedatangannya, keluarga korban menyambut rombongan penuh haru. Isak tangis keluarga pun menyertai suasana itu.
Sungguh membuat prihatin, istri almarhum diketahui ternyata dalam kondisi mengandung/hamil delapan bulan. Keadaan tersebut menambah rasa sedih keluarga korban.
“Yang membuat prihatin itu istri almarhum saat ini dalam kondisi mengandung. Semoga keluarga almarhum kuat dan tabah menghadapinya,” doa Parlindungan Saragih.
Dirumah duka, abang almarhum yang turut mengalami insiden itu menceritakan awal mula kejadian yang dialaminya. Ia mengungkap, peristiwa itu bermula kala mereka sedang melabuh alat tangkap (red-rawe) diseputaran perairan Tanjung Prapat.
Mesin perahu mereka mati. Kemudian, perahu yang mereka tumpangi hanyut tersandar di jajar/tiang tangkul diseputaran lokasi tempat perahu mereka tenggelam.
Arus air saat itu sangat deras hingga membuat perahu oleng dan pada detik seketika perahu mereka tidak dapat diselamatkan.
“Saya melompat kemudian berenang menuju tiang tangkul. Saya rangkul tiang itu untuk menyelamatkan diri,” ungkap Parlindungan Saragi menirukan pengakuan abang almarhum.
Saat perahu tenggelam, posisi almarhum tidak lagi dilihatnya secara pasti lantaran abang almarhum mengaku panik setelah perahu yang mereka tumpangi dipenuhi air.
“Kejadian itu cepat sekali. Begitu oleng, air laut masuk tak terkendali. Saya langsung melompat, sementara almarhum tidak saya perhatikan lagi. Kejadiannya sangat cepat,” sebut Parlindungan Saragi melanjutkan cerita yang ia simak dari korban.
Usai menceritakan kejadian, Ketua HNSI kemudian menyerahkan sesaji uang tunai kepada keluarga korban dilanjutkan acara upah-upah.
“Setelah mendengarkan cerita korban kami DPC HNSI Kabupaten Labuhanbatu melakukan acara upah upah terhadap korban guna mengembalikan semangat keluarga korban. Sekali lagi saya berdoa semoga keluarga korban tabah dan kuat menjalaninya,” cetus Ketua HNSI Parlindungan Saragih.
Tak lama, Ketua dan pengurus HNSI Kabupaten Labuhanbatu ijin pamit meninggalkan rumah duka.
Di tempat terpisah, menyikapi keterangan korban, Ketua HNSI Kabupaten Labuhanbatu meminta pihak Pemerintah segera menindaklanjuti penyebab insiden tersebut. Jika benar perahu nelayan tradisional karam dikarenakan tiang tangkul, saya minta pengusaha nya mesti bertanggungjawab.
“Kalau benar perahu korban karam disebabkan tersandar ditiang/jajar tangkul saya pikir pemiliknya mesti memiliki tanggungjawab. Jangan dibawa diam atau pura pura tidak tahu. coba diperhatikan dan dicermati kejadian itu. Ya, mesti bertanggungjawab dong,” pungkas Ketua HNSI Kabupaten Labuhanbatu Parlindungan Saragi. Demikian dikabarkan.
Penulis: Budi Saragih